TRANSFORMASINEWS.COM, JAKARTA. Beberapa bulan terkakhir ini, istilah hoax marak beredar di media massa konvensional, elektronik, bahkan hingga media sosial.
Istilah tersebut merujuk pada masifnya berita hoax atau berita palsu yang dibuat oleh oknum tidak bertanggunjawab yang diunggah di sebuah situs daring abal-abal dengan kedok sebagi situs berita. Berita hoax itu pun dinilai kerap mengganggu stabilitas keamanan nasional.
Sebagai upaya mencegah munculnya berita hoax dari media abal-abal tersebut, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) akan mendeklarasikan berdirinya Jaringan Wartawan Anti Hoax (JAWAH).
Atas inisiatif tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pun mengapresiasi serta mendukung pendeklarasian JAWAH. Jika tidak ada halangan, Ia memastikan akan turut hadir saat hari peresmiannya.
“Terima kasih Pak Margiono dan kawan-kawan atas kunjungannya. Terhadap undangan tersebut, InshaAllah saya akan hadir untuk meresmikannya,” tuturnya usai menerima kunjungan Ketua Umum PWI Margiono di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Sementara itu, Margiono mengungkapkan pendirian JAWAH bertujuan untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam menangani maraknya berita hoax.
“Secara teknis, JAWAH memiliki aplikasi yang sudah siap dioperasikan, tinggal pencet tombol. Karena itu, kedatangan kami di sini selain bersilaturahim kepada Bapak Wapres, juga bermaksud mengundang Bapak Wapres untuk berkenan meresmikan berdirinya JAWAH tersebut,” ungkapnya.
Menurut Margiono, selain aplikasinya sudah siap, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan jejaring organisasi wartawan anti hoax di seluruh Indonesia yang meliputi 34 provinsi, dan semuanya mendukung.
Sistem kerja JAWAH itu sendiri, lanjutnya, yaitu setiap berita yang memiliki sumber berita dan akan menjadi konsumsi media, harus melalui verifikasi terlebih dahulu kepada narasumber yang tepat sebelum akhirnya disebarluaskan kepada masyarakat.
“Nah melakukan verifikasi tersebutlah nantinya akan menjadi tugas dan tanggungjawab JAWAH. Jika telah diyakini kebenarannya, maka berita tersebut baru akan didistribusikan kepada wartawan atau media,” terang Margiono.
Pendirian JAWAH ini bukan upaya pertama yang dilakukan oleh PWI dalam menangkal berita hoax.
Sebelumnya, PWI telah mengkoordinir seluruh wartawan dan media massa di Indonesia untuk diverifikasi statusnya, sehingga masyarakat bisa mengetahui apakah wartawan atau media yang ada itu memiliki kredibilitas atau abal-abal.
Sumber: JPP (Setwapres)
Posted by: Admin Transformasinews.com