Kasus Kekerasan Jurnalis Mendapat Sorotan

Kasus Kekerasan Jurnalis Mendapat Sorotan
Menteri Komunikasi dan Informatika memberikan keterangan pers usai melihat pre-event World Press Freedom Day 2017, di JCC, Jakarta, Senin (1/5). Foto.Dok:  Hesthi I Independen

TRANSFORMASINEWS.COM, JAKARTA. Kasus kekerasan terhadap jurnalis menjadi sorotan. Mengutip data Internasional Federation of Journalist (IFJ), Ketua Aliansi Jurnalis Independen Suwarjono menyampaikan eskalasi kekerasan terhadap jurnalis berujung kematian di internasional mencapai 16 orang pada 2016.

“Paling banyak di daerah konflik seperti Irak, Suriah, Afganistan, termasuk di negara maju, seperti Prancis terhadap jurnalis Charlie Hebdo, yang dilakukan kelompok intoleran,” kata Suwarjono, dalam pembukaan Workshop on Human Right and Safety for Journalist, di Jakarta Convenstion Center (JCC), Senin (1/5).

Sedangkan di Indonesia kasus kekerasan terhadap jurnalis juga mengalami peningkatan. Iman D. Nugroho, Ketua Bidang Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyampaikan dalam presentasinya, jumlah kasus mencapai 76 kasus sepanjang 2016. “Meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Iman.

Kekerasan terhadap jurnalis menjadi soratan diskusi Workshop Human and Safety for Journalist, JCC, Senin (1/5). Foto: Hesthi I Independen. 

Selain itu masih terdapat delapan kasus kematian jurnalis yang hingga saat ini belum ditangani serius oleh negara. Di antaranya kasus kekerasan berujung kematian terhadap Fuad Muhamad Syafrudin alias Udin, wartawan Bernas, Yogyakarta yang terjadi pada 1996. “Salah seorang jenderal yang kami datangi mengatakan kasus Udin, keliru penanganan sejak awal. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan keluarga. Keliru penanganan dan kasus tidak selesai,” kata Iman.

Ia menegaskan sebagai tuan rumah WPFD, Indonesia mempunyai kasus pembunuhan terhadap jurnalis yang tidak selesai. Termasuk yang dilakukan aparat militer. Seperti yang dialami Agus Muliawan, jurnalis Dili. Pembunuhan melibatkan aparat terjadi saat referendum Timor Leste 1999. “Tapi tidak ada follow up dari kasus ini,” ujarnya.

Kekeasan yang lain, misalnya, dialami jurnalis saat meliput di kantor polisi di Kalimantan Timur. Ia dicekik dan kamera dirusak. Tapi penyelesaian dengan berdamai. Kasus kekerasa lain dialami tujuh jurnalis Medan dengan pelaku TNI AU saat meliput penggusuran warga tahun 2016 lalu.

Terkait kasus kekerasan terhadap jurnalis itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan,”Pemerintah tidak bisa mengintervensi kasus hukumnya.” Ia mengatakan Dewan Pers akan memantau perkembangan kasus-kasus tersebut.

Sementara itu Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo mengatakan terkait kasus kekerasan jurnalis di Medan, proses hukum militer sedang berjalan. “Dua pelaku kasusnya ditangani oditur, dan yang lain mendapat sanksi internal, seperti penundaan kenaikan pangkat,” kata Yosep.

Sumber: Independen/ Y. Hesthi Murthi

Posted by: Admin Transformasinews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.