Diduga Banyak Anggaran‎ Fiktif, Disnakan Digeruduk Massa

masa-aksi-saat-menggelar-demo-di-depan-kantor-disnakan-mura
Masa Aksi Saat Menggelar Demo Di Depan Kantor Disnakan Mura. Dok.Foto: TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS

TRANSFORMASINEWS.COM, MUSIRAWAS-Belasan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Musi Rawas (Mura) mendatangi kantor Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas (Disnakan Mura).

Mereka mempertanyakan kejelasan penggunaan anggaran Disnakan selama tahun 2016 yang diduga syarat dengan korupsi, Kamis (28/12/2016).

Koordinator Aliansi Pemuda Peduli Musi Rawas, Nuri saat dibincangi Tribunsumsel.Com, menjelaskan aksi mereka didasari adanya dugaan kegiatan yang dilakukan oleh Disnakan Mura tumpang tindih.

Pasalnya, kegiatan yang menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan menggunakan APBD milik provinsi dalam satu kegiatan.

Lanjutnya, dari beberapa item yang diduga merugikan negara kata Nuri, pertama pengadaan kolam terpal untuk budi daya ikan yang diduga merugikan anggaran sebanyak Rp. 778 juta, lalu pelatihan dan bimbingan pangoperasionalan teknologi peternakan tepat guna yang di duga merugikan negara sebesar Rp. 50 juta.

“Selanjutnya pengembangan dan pemasaran hasil perikanan yang di duga merugikan anggaran sebanyak Rp. 60 juta, dan terakhir monitoring dan evaluasi anggaran sebanyak Rp. 100 juta, sehingga total keseluruhan di duga merugikan anggaran sebesar Rp. 988 juta,” ucapnya.

Bukan hanya itu , ungkap Nuri, Disnakan Mura juga di duga pada tahun 2015 lalu menganggarkan dana sebesar Rp. 1,2 Miliar, untuk pengadaan sebanyak 30 ekor sapi perah, dan juga menganggarkan perlengkapan sapi perah sebanyak Rp. 2.29 Juta. Tapi dengan anggaran sebesar itu hasilnya tidak ada dan di duga sapi-sapi tersebut tidak di ketahui rimbanya.

“Untuk itu kita meminta usut kasus dugaan korupsi bantuan sapi ke kelompok tani anggaran 2015, kita juga mendesak pengadaan kolam terpal untuk budidaya ikan hrus transparan mana saja kelompok tani ikan yang mendapatkannya dan di harapkan dipublikasikan, selain itu kita mendesak Bupati Mura agar menonaktifkan Kadisnakan Mura,” ujarnya.

Dalam aksi yang berjalan tertib tersebut, massa aksi tidak ditemui oleh Kadisnakan, karena tidak ada di kantor, mereka hanya ditemui Sekretaris Disnakan Mur, Toha. Namun para massa aksi enggan masuk ke dalam, karena mereka hanya mintak ditemui oleh Kadisnakan dan memilih pergi dan berjanji akan melakukan aksi susulan.

“Mereka sudah kita ajak masuk, supaya bisa di jelaskan di dalam, dan juga meminta agar para massa aksi menunjukkan kesalahan kita , namun rupanya mereka tidak mau dan hanya mau bertemu dengan Pak Kadis saja,” ungkapnya.

Sementara terkait, tudingan mereka, Kata Toha, semua itu tidak benarr, karena baik provinsi maupun Kabupaten saat pelaksananya di lapangan itu berbeda, jadi tidak ada tumpang tindih. Begitu juga terkait pengadaan sapi. bahkan sapi-sapi yang mereka klaim fiktif itu diserahkan kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan).

“Semua itu tidak benar, apa lagi yang terakahir yang menerima sapi itu tidak sembarang orang, bahkan yang menerimanya harus berbadan hukum terlebih dahulu, seperti Gapoktan,” kata dia.

Sumber: TRIBUNSUMSEL.COM

Posted by: Admin Transformasinews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.