Romi Herton Suap Akil Pakai Duit Penjualan SPBU

thumb_83466_05011920112014_romi_herton_dan_istri._terangTRANSFORMASINEWS, JAKARTA. Duit suap yang diberikan Walikota Palembang non-aktif, Romi Herton ke eks Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar ternyata berasal dari penjualan Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU). Romi menjual SPBU tersebut ke pengusaha bernama Muhammad Syarif Abubakar alias Cik Mamat.

Hal itu terungkap langsung dari mulut Muhammad Syarif Abubakar dalam persidangan lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (11/12). Cik Mamat, biasa dia disapa, mengaku rumahnya juga pernah digeledah oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi terkait perkara itu. Dia mengatakan, Romi mendesaknya supaya membeli Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum tak lama setelah mengajukan gugatan perselisihan hasil pemilihan umum daerah di MK. “Pak Romi datang ingin jual SPBU karena beliau butuh dana.

Katanya banyak utang,” kata Cik Mamat saat bersaksi untuk terdakwa Romi Herton. Dia menjelaskan, Romi menjual SPBU di Palembang itu seharga Rp 15 miliar. Akhirnya, dia pun sepakat membelinya dengan pembayaran bertahap dan pengambilan uangnya akan diurus oleh Sekretaris Daerah Kota Palembang, Uchok Hidayat. Kata dia, setelah dua minggu dari kesepakatan pembelian, Sekda Palembang kembali mendatanginya untuk meminta uang pelunasan. Cik Mamat awalnya mengaku memberikan Rp 2 miliar. Lalu, tepatnya sebelum putusan MK terkait sengketa pilkada Palembang dibacakan pada 19 Mei 2013, Uchok meminta supaya Cik Mamat melunasi pembelian SPBU.

“Saya bilang saya enggak ada kalau Rp 15 miliar. Saya cuma sanggup Rp 11 miliar dulu. Pak Uchok bilang, ‘Ya sudah enggak apa-apa,” terang Cik Mamat. Cik Mamat juga heran Uchok meminta supaya uang itu dibayar kontan. Padahal dia sudah menyarankan supaya ditransfer saja karena akan dibawa ke Jakarta buat disampaikan ke Romi. “Ini kan uangnya besar, saya bilang transfer saja. Tapi dia mintanya tunai saja karena mau dibawa ke Jakarta. Pak Romi ada di Jakarta waktu itu,” terang Cik Mamat.

Akhirnya Cik Mamat memutuskan untuk menarik uang dari dua Bank, masing-masing‎ Bank Mandiri Rp 5 miliar, dan Bank Negara Indonesia sebanyak Rp 6 miliar. Duit itu disimpan di dalam delapan koper, kemudian diserahkan kepada dua orang, yakni Irwan dan Bambang dengan pesawat. “Saya pesan, ‘Sampaikan uang ini, pastikan uang ini diterima Pak Romi. Nanti Pak Bambang begitu serahkan uang pakai tanda terima,” terangnya. Belakangan, dia baru tahu uang itu digunakan Romi untuk menyuap Akil pasca operasi tangkap tangan oleh penyidik KPK.

Sumber: [rmol]

Leave a Reply

Your email address will not be published.