TRANSFORMASINEWS.COM, MUARA ENIM. Ada 5 kepala KUA di Muara Enim yang diperiksa Irjen Investigasi pada tgl 23/8/2016] yaitu KUA Lembak, KUA Muara Enim, KUA Ujan Mas, KUA Lawang Kidul, KUA Tanjung Agung karena diduga melakukan pungli. Hal ini diketahui karena diduga salah seorang yang akan menikah dimintai uang kisaran dana sebesar Rp.600.000,- sampai Rp. 1.000.000,- dan telah dilaporkan ke Irjen Investigasi sehingga tim telah melakukan pemeriksaan terhadap KUA yang diduga ada pungli
Saat pemeriksaan dilakukan oleh tim Irjen Investigasi berjumlah empat orang dari Kementrian Agama, salah satu dari kepala kua yang diperiksa yaitu Kepala KUA lawang Kidul berinisial AA pingsan dan pemeriksaan sempat tertunda. Kemudian dilanjutkan. Pemeriksaan di Kanwil. Depag Sumsel.
Sementara itu, istri dari KUA Lawang Kidul dengan inisial Ibu SJ juga PNS di Kemenag Muara Enim dengan jabatan terakhir PENMAD dan sekarang sudah tidak lagi menjabat PENMAD di Kemenag Muara Enim.
Ibu SJ diduga telah melakukan pungli saat masih menjabat sebagai Penmad di Kemenag Muara Enim, sekarang sudah tidak ada jabatan lagi alias kursi panjang. Menurut sumber yang dapat dipercaya, ibu SJ sering memungut Dana Bos setiap pencaiaran yang sebesarnya antara Rp. 300.000,- sampai Rp. 1.000.000,- persekolah tergantung jumlah besarnya penerimaan tiap-tiap sekolah.
Diduga dengan modus memanggil Kepala sekolah dan/atau bendahara sekolah untuk minta setoran dengan cara tunai tanpa ada tanda terima juga dana membuat izin operasional madrasah juga menjadi Kamenag muara enim juga diduga banyak adanya pungli dan dana-dana banyak tidak jelas, salah satu yang pernah dikonfirmasikan diantaranya rehab gedung sebaguna dengan dimintai dana sebesar Rp.2.000.000,-/kepala sekolah diduga pungutan tersebut dilakukan sejak lama oleh ibu SJ.
Menurut ketua lsm-Indoman Ir.Amrizal Aroni,M.Si Tim Investigasi lapangan LSM-INDOMAN dan Media Transformasi masih terus mencari data-data pendukung terkait adanya dugaan korupsi di Kamenag muara enim. Setelah LSM-INDOMAN mendapat bukti awal maka akan dilaporkan ke Kementrian Agama Qq Irjen Invertigasi dan kepihak Penegak hukum lainnya (KPK, Kejagung dan Mabes Polri) bila ditemukan data-data adanya kerugiang negara yang cukup besar dan akan dipublikasikan kemedia cetak SKU.Transformasi dan Online www.transformasinews.com (Berita bersambung masih menunggu konfirm lebih lanjut)
Sementara Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan beberapa waktu yang lalu secara blak-blakan mengkritisi kinerja Departemen Agama (Kementerian Agama, red). Menurut dia, kinerja Depag lebih jelek ketimbang Diknas.
“Saya tahu benar kinerja Depag karena dulu saya guru agama. Kalau mau ambil tunjangan, motongnya itu separuh lebih. Misalnya Rp. 40 juta dipotong hingga Rp. 20 juta,” ungkap Zulkifli saat berdiskusi dengan ribuan santri Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang, beberapa waktu lalu.
Berbeda dengan Diknas, lanjutnya, masih lebih manusiawi memotong biaya untuk PNS. Potongannya jauh lebih kecil dibanding Depag.
“Ya kita semua tahulah, setiap kegiatan ada potongan administrasinya. Tapi kalau potongannya lebih besar apa itu adil,” cetusnya.
Mantan Menteri Kehutanan ini mengaku pernah menolak membubuhkan tanda tangan ketika haknya diambil separuh lebih oleh staf keuangan Depag.
“Saya disuruh teken Rp. 100 juta tapi yang saya terima hanya Rp. 40 juta, ya saya tolak. Kalau Diknas, potongannya paling tinggi Rp. 5 juta untuk administrasi. Ya ini masih masuk akal lah,” ujarnya.
Entah bercanda atau tidak, Zulkifli mengatakan, pegawai Depag harus dilempari jumroh agar sadar kalau tindakannya itu salah besar.
Laporan: Tim-Redaksi/ Fajar.co.id
Sumber:Transformasi
Editor: Amrizal Aroni
Posted by: Admin Transformasinews.com