Berharap Tim Saber Pungli Dipermanenkan

stop-pungli
Ilustrasi/Micom

TRANSFORMASINEWS.COM, BANDUNG. KERJA Tim Sapu Bersih Pungutan Liar di Kota Bandung, Jawa Barat, membuat Wali Kota Ridwan Kamil sangat terkesan. Ia pun berharap keberadaan tim itu bisa dipermanenkan.

“Sangat penting karena Tim Saber Pungli menjadi ujung tombak untuk memberantas praktik pungli. Saya senang ada Tim Saber Pungli,” jelasnya, kemarin.

Tim yang dibentuk pada akhir Desember 2016 itu sudah mencetak keberhasilan besar dalam membongkar praktik pungli di Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Bandung, Januari lalu. Tidak tanggung-tanggung, sang kepala dinas, Dandan Riza Wardana, ditangkap bersama lima anak buahnya dan mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Tim Saber Pungli, kata Emil, membuat kepala daerah memiliki instrumen khusus untuk mencegah dan menindak praktik menyimpang yang dilakukan aparat. “Dulu seperti gigi yang ompong. Ada laporan, tapi hanya menduga, hanya sanksi administrasi, enggak pidana.”

Selama ini, demi transparansi dan akuntabilitas, Pemkot Bandung menggulirkan sekitar 400 sistem inovasi. Namun, sistem daring itu ternyata masih memiliki kekurangan. Terbukti, praktik pungli masih terjadi di dinas penanaman modal.

Sosialisasi
Kerja Tim Saber Pungli yang sangat positif juga diakui Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. Selain melakukan penangkapan, tim bergerak untuk menggelar pencegahan.

“Tim Saber Pungli melapor­kan adanya kepala desa yang sering melakukan praktik pungli. Mereka tidak menangkap, tapi terus melakukan sosialisasi sehingga para kepala desa bisa melek terkait dengan penggunaan dana, terutama alokasi dana desa,” tuturnya.

Ia setuju dengan langkah yang ditempuh tim. “Kegiatan sosialisasi terkait dengan pungli sangat penting guna memperbaiki kinerja kepala desa.”

– See more at: http://www.mediaindonesia.com/news/read/91513/berharap-tim-saber-pungli-dipermanenkan/2017-02-10#sthash.4cgZBCXy.dpuf

Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Tim Saber Pungli telah memetakan sejumlah area yang rawan dengan pungutan liar. Di antaranya bidang perizin­an, hibah dan bantuan sosial, kepegawaian, pendidikan, dana desa, pelayanan publik, serta pengadaan barang dan jasa.

“Kami melakukan tiga pendekatan, yakni preemtif, preventif, dan represif. Kami mulai dengan membangun budaya antipungli, untuk aparatur, masyarakat, dan pengusaha,” tutur Inspektur Kantor Inspektorat Daerah Banjarnegara Eko Juniadi.

Penjabat Bupati Banjarnegara Prijo Anggoro mengakui di wilayahnya masih cukup banyak terjadi praktik pungli. “Saya masih mendengar adanya aduan masyarakat terkait dengan pungli.”

Sosialisasi juga menjadi pilihan Tim Saber Pungli Bali. Kemarin, mereka mengumpulkan ratusan aparat desa untuk mendapat penjelasan terkait dengan pencegahan pungli.

“Kami semua ingin desa bersih dari aksi pungli. Saat ini desa menjadi prioritas pembangunan,” ujar Wakil Gubernur Ketua Sudikerta.

Ia menambahkan para kepala desa hingga kepala urus­an harus memiliki wawasan dan pemahaman tentang sistem pengelolaan keuangan. “Tanpa itu, implikasi hukum di kemudian hari bisa saja terjadi.”

Dari sisi tindak represif, penangkapan Kepala Desa Manggis, Kecamatan Sirampog, Brebes, Jawa Tengah, oleh Tim Saber Pungli mendapat apresiasi dari aktivis antikorupsi. Mudhakir, sang kepala desa, ditangkap saat memungut biaya dari masyarakat yang akan mengurus sertifikat program Prona.

“Hukum harus ditegakkan. Jangan sampai prosesnya masuk angin,” tuntut Yunus Awaluddin Zaman dari Gerakan Berantas Korupsi Brebes.

Sumber: Mediaindonesia.com (CS/LD/OL/JI/DW/N-2)

Posted by: Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published.