TRANSFORMASINEWS.COM, JAKARTA. Sudah tak terhitung berapa kali Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Yang terakhir, adalah kasus yang melibatkan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, dan istrinya, Lily Martiani Maddari. Berbagai reaksi selalu ditunjukkan mereka yang tertangkap, umumnya mengaku dizalimi KPK.
Tetapi, menurut mantan Ketua MK Mahfud M.D, Ridwan Mukti adalah pejabat paling sportif dalam sejarah OTT KPK. Alasannya, begitu selesai diperiksa dan dinyatakan menjadi tersangka, dia langsung menyatakan siap tanggung jawab. ’’Tidak bilang dizalimi. Beda dengan pejabat lain yang biasanya bilang dijebak, korban politik, dan sebagainya,’’ ujarnya.
Tidak berhenti sampai di situ saja, Ridwan juga langsung menyatakan mundur sebagai gubernur, dan Ketua DPD Golkar Bengkulu. Dia juga menegaskan siap mengikuti segala proses hukum. ’’Ridwan bilang bertanggungjawab atas kelalaian istrinya. Sebagai salah seorang teman baik Ridwan, saya bangga dengan sikapnya,’’ katanya.
Lebih lanjut Mahfud menjelaskan, seringkali saat kena OTT KPK, seseorang langsung memaki-maki lembaga antirasuah. Diikuti dengan berbagai sumpah bahwa dirinya dizalimi. Tetapi, setelah ditunjukkan jejak hubungan telepon, pertemuan-pertemuan, dan tawar menawar uang langsung tak berkutik. Tidak lagi bisa mengelak atau mengajukan alibi di depan hakim.
’’Saya lihat Ridwan Mukti tenang dan tidak memaki-maki KPK. Seharusnya masyarakat memahami KPK seperti itu. Yaitu, percaya jika KPK sudah melakukan OTT, sudah ada bukti yang bisa dibuktikan dengan mudah di pengadilan,’’ ungkapnya.
Kata Mahfud, harus dipercaya bahwa jika sudah melakukan OTT, KPK itu super hati-hati. Tidak mungkin langsung menjebak, melainkan sudah membuntuti sejak berbulan-bulan sebelumnya.
Sumber: JawaPos.com (dim/JPK)
Posted by: Admin Transformasinews.com