Dorong Pencegahan, KPK Latih Polwan Mabes Polri

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan menjadi pembicara dalam acara Sosialisasi dan Implementasi Tindak Pidana Korupsi di Pendopo Dipokusumo Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (22/2). — MI/Liliek Dharmawan

TRANSFORMASINEWS.COM, JAKARTA. KOMISI Pemberantaasan Korupsi (KPK) melalui gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) akan melatih polisi wanita (Polwan) di Mabes Polri Jakarta. Pelatihan ini bertujuan memperkuat pencegahan korupsi di bidang penegakan hukum.

Dalam pelatihan ini tercatat 70 Polwan dari Mabes Polri dan Sekolah Polisi Negara akan mengikuti pelatihan tersebut. “Peran perempuan sangat penting dalam pencegahan korupsi,” jelas Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan, di Hotel Grand Melia, Kamis (27/7).

Pengaruh perempuan bukan hanya terbatas kepada keluarganya, namun juga bagi masyarakat sekitar. Sehingga Polwan dalam hal ini memiliki peranan yang jauh lebih luas lagi karena dalam kegiatannya bertemu dengan banyak orang.

Dalam pelatihan para Polwan akan diberikan materi tentang gratifikasi, tindak pencucian uang, serta cara menjadi fasilitator anti korupsi. Metodenya pun dibuat ringan dengan fun games berupa papan permainan agar lebih mudah beriteraksi dalam memberikan pemahaman tentang anti korupsi.

“Saya yakin pelatihan ini akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Polwan tentang anti korupsi. Sebab keterampilan ini bisa diterapkan dalam tugas sehari – hari,” terang Basaria.

Pelatihan SPAK di Mabes Polri adalah pelatihan ke tiga yang melibatkan aparat penegak hukum, sebelumnya telah dilakukan pelatihan di Kepolisian Daerah Sulsel dan Kepolisian Daerah Yogyakarta. Tercatat dalam tigabulan saja agen SPAK di Polda Sulsel telah mensosialisasikan gerakan anti korupsi kepada 10.820 orang.

Salah satu kunci suksesnya gerakan perubahan ini adalah adanya keinginan kuat dan dukungan tinggi dari para atasan. Dalam melakukan sosialisasi para Polwan dibebaskan dalam berkreasi dalam melakukan sosialisasi anti korupsi, sebab tujuan akhirnya adalah peningkatan citra institusi dan pelayanan kepada masyarakat.

“Jika Polwan bisa berubah maka bukan tidak mungkin polri dan rekan kerja disekitarnya akan ikut berubah,” ungkap Basaria.

Dalam menyosialisasikan kegiatan anti korupsi perempuan adalah salah satu target sosialisasi yang penting. Faktanya dalam beberapa kasus yang ditangani KPK menunjukkan adanya peran dari perempuan. Dalam beberapa kasus koruptor melibatkan istri dan anaknya sebagai sarana tindak pidana pencucian uang.

Gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi sudah berjalan sejak 2015 terbukti cukup efektif, dari 1200 agen SPAK 95% nya telah mendiskusikan korupsi dengan orang lain. Selain itu 97% dari seluruh agen telah berupaya memengaruhi orang lain agar berprilaku pro antikorupsi.

Sumber:Mediaindonesia (OL-3)

Posted by: Admin Transformasinews.com