TRANSFORMASINEWS.COM- Program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz inisiasi Gubernur Sumsel H Herman Deru bersama Wakil Gubernur H Mawardi Yahya terus mendapat dukungan dari masyarakat, salah satunya di Komplek Masjid Sultan Agung Kelurahan 1 Ilir Palembang.
Gubernur Herman Deru didampingi Ketua Majelis Masjid Sultan Agung, Ahmad Fauzi Syech meresmikan secara langsung keberadaan Rumah Tahfidz dan Pondok Pesantren Sultan Agung Palembamg Lamo tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita, Jumat (21/10) siang.
Herman Deru mengaku bangga ternyata program rumah tahfidz ini terus mendapatkan dukungan dari masyarakat, selain pengurus masjid tapi juga para ulama bersama-sama terus sukseskan program rumah tahfidz.
Bapak Pembangunan Sumsel itu menceritakan program satu desa satu rumah tahfidz sudah dicanangkan dalam visi misi HDMY. Meski dirinya sempat pesimis namun sejalan dengan pejalanan waktu 3.500 rumah tahfidz yang ditargetkan ternyata jumlahnya kini sudah melebih target.
“Dengan dukungan dan semangat dari semua penjuru Sumsel. Alhamdulillah dua tahun berjalan rumah tahfidz sudah tembus dari 3.500 bahkan saat ini sudah tembus 4.000 lebih rumah tahfidz yang tersebar di Sumsel,” ungkapnya.
Dia menambahkan tujuan dari program rumah tahfidz adalah untuk memberantas buta aksara Al-Quran dan seleksi bakat untuk prestasi.
“Nah kita (Sumsel) telah terbukti dalam 16 tahun ini belakangan Sumsel belum pernah masuk 10 besar pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Kalsel, Alhamdulillah pada MTQ Nasional kemarin, Sumsel masuk 10 besar pada peringkat 8,” terangnya.
Artinya lanjut Herman Deru apa yang di perbuat dengan keikhlasan tentu hasilnya positif dalam menjadikan Sumsel yang religius.
Gubernur Terinovatif itu mengucapkan terima kasih pada jajaran rumah tahfidz dan ponpes di Sumsel yang telah menyampaikan syiar Islam dan terus memberikan edukasi pada generasi penurus bangsa.
“Tidak gunanya pintar kalau tidak punya akhlak yang baik. Mungkin inilah salah satu tempat kita menempah budi pekerti agar mereka menjadi anak-anak yang profesiaonal tapi ber-Akhlakul Karimah,”tutupnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Masjid Sultan Agung, Ahmad Fauzi Syech mengatakan, meski masjid ini sangat sederhana namun banyak mencetak para ulama besar.
Menurutnya kenapa harus didirikan rumah tahfidz dan ponpes hal ini karena untuk mencetak para Hafidz dan Hafizdah.
“Alhamdulilah sebanyak 76 orang anak Insya Allah sudah 5 anak yang sudah Hafidz dan Hafidzah,” pungkasnya.