TRANSFORMASINEWS.COM, PALEMBANG – PENGERJAAN ruas Tol Trans-Sumatra di Pulau Sumatra hampir sebagian selesai. Terutama ruas Tol Bakaheuni ke Palembang yang diketahui akan dioperasikan pada Juni 2019 mendatang. Karena itu, pemerintah pusat tidak tinggal diam.
Sejumlah ruas jalan tol pun kembali dicanangkan dan dimulai pengerjaannya. Salah satunya Tol Sumatra Selatan-Bengkulu sepanjang 329,3 kilometer.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pengerjaan ruas Tol Muara Enim-Simpang Indralaya dan ruas Tol Muara Enim-Lubuklinggau di Muara Enim disegerakan karena banyak hal.
Di antaranya, karena sejumlah ruas di Tol Trans-Sumatra dari Bakaheuni hingga ke Palembang sudah hampir selesai.
“Insya Allah tol dari Bakaheuni hingga ke Palembang akan selesai pada Juni 2019 nanti. Untuk memaksimalkan fungsi tol, akan dibangun di ruas siripnya yakni ke Palembang-Bengkulu. Ini yang kami lakukan. Karena itu, pengerjaannya harus disegerakan,” kata Menteri Basuki di Muara Enim, Selasa (9/4).
Terkait dengan penetapan lokasi tol, Basuki menerangkan agar pemda setempat dapat memberikan masukan yang diharapkan agar tol ini dapat menghubungkan ruas jalan dengan kawasan industri.
“Tidak ada gunanya tol itu lewat-lewat saja. Harus ada gunanya. Salah satunya dengan menghubungkan jalan tol dengan kawasan industri,” kata Basuki.
Ketua Badan Pelaksana Jalan Tol Danang Parikesit mengatakan tol ini akan dibuka dan dimanfaatkan pada 2022. “Saat ini untuk menuju ke sini (Muara Enim), dari Palembang butuh waktu 4 jam. Jika sudah selesai tolnya, insya Allah waktu tempuh Palembang ke Muara Enim hanya 90 menit hingga 2 jam. Kalau dari Palembang ke Bengkulu, butuh waktu sekitar 4 jam saja,” kata dia.
Ia mengakui untuk pengadaan tanah dimulai April ini. Khusus untuk ruas Tol Muara Enim-Simpang Indralaya dan Tol Muara Enim-Lubuklinggau di Muara Enim, investasinya senilai Rp. 47,9 triliun.
“Simpang susun ini akan jadi lokasi baru pusat pertumbuhan ekonomi. Karenanya pemda harus bisa memanfaatkan lokasi ini,” kata dia.
Terkait dengan pengusahaan ruas tol ini, tercatat masa konsensi oleh Hutama Karya selama 40 tahun sejak penerbitan surat konstruksi. Ekuitas atau modal Hutama Karya sebesar 70%-80% dan utang sebesar 30%-20%.
Gubernur Sumsel Herman Deru menuturkan, adanya ruas tol ini merupakan ha-diah untuk Provinsi Sumatra Selatan. Presiden Joko Widodo menjadikan Sumsel sebagai lokasi proyek strategis nasional karena ruas tol ini melintasi sejumlah kabupaten dan kota di Sumsel.
Diakuinya, pembangunan tol itu bukan hal sederhana karena cukup banyak kesiap-an yang dilakukan banyak pihak. Bahkan penganggarannya pun cukup panjang dan berbelit. “Proyek ini sebentar lagi kita mulai, tapi jalan cepatkah atau jalan lambatkan tergantung masyarakat Muara Enim. Dari keselamat-an pekerja, keamanan alat dalam pengerjaan, hingga pembebasan lahan pun tergantung masyarakat kita sendiri,” terang Herman Deru.
Sumber: mediaindonesia.com (DW/N-3)
Posted by: Admin