
TRANSFORMASINEWS.COM, PALEMBANG. Pemprov Sumsel berupaya menuntaskan persoalan dua proyek strategis agar segera terealisasi. Dua proyek itu yakni pembangunan Masjid Raya Sriwijaya di Jl Gubernur H Bastari dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api-Pelabuhan Tanjung Carat.
Dua proyek ini kemarin dibahas Pemprov Sumsel dalam rapat dengan instansi terkait. Seperti Masjid Raya Sriwijaya, yang mandek. Penyelesaiannya baru sekitar 20 persen dan dana yang habis sudah mencapai Rp130 miliar. Ketua Yayasan Masjid Sriwijaya, Marwah M Diah mengaku saat ini masih proses konsolidasi, mulai dari biaya, anggaran, dan semuanya.
“Semua kendala coba kita tanggulangi agar proyek tetap berjalan ke depan. Seperti masalah anggaran untuk pembiayaan. Ini kendala utama proyek ini mandek,” jelasnya. Sebab untuk penyelesaiannya butuh dana sekitar Rp.1,3 triliun. “Sumber dana dari pemerintah, masyarakat, dan bantuan negara sahabat,” sebutnya.
Dikatakan, sebenarnya sudah ada negara menyatakan komitmen membantu proyek pusat studi peradaban Islam ini yakni negara Iran. Hanya kucuran dana bantuan belum bisa disebut kisaran jumlahnya. “Karena sumbangan mereka berupa barang, bisa kubah atau menara. Tergantung nanti,” terangnya.
Tapi dia berharap, biaya jangan sampai pengaruhi bentuk desain proyek ke depan. “Kami baru menyelesaikan sisi fondasi bangunan yang sudah tuntas 100 persen, dana terpakai Rp. 130 miliar,” tuturnya.
BACA JUGA: http://www.transformasinews.com/terus-dikebut-sebelum-asian-games-masjid-sriwijaya-bisa-digunakan-untuk-ibadah
Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sumsel, Akhmad Najib, menuturkan selain membahas masalah anggaran, rapat ini juga lebih memfokuskan pada sisi pengamanan aset proyek. “Karena proyek ini kan terhenti, jangan sampai asetnya dimanfaatkan pihak tertentu untuk cari keuntungan,” jelasnya. Pihaknya meminta Pol-PP bisa patroli sekitar proyek.
Terkait kendala seperti pembiayaan, pihaknya masih menunggu keputusan Gubernur Sumsel atau pihak terkait. “Yang jelas ini fokus kita tetap proyek ini jadi proyek strategis, apalagi sudah sebagian terbangun,” pungkasnya.
Selain Masjid Sriwijaya, Pemprov Sumsel kemarin membahas draf raperda rencana tata ruang kawasan strategisprovinsi KawasanTerpadu Tanjung Api-Api. Raperda ini mengatur tata ruang pengelolaan industri di kawasan tersebut.
BACA JUGA: http://www.transformasinews.com/pembangunan-masjid-sriwijaya-jakabaring-mandeg-alex-noerdin-setengah-mati-kito-nyarikan-dananyo/
Kepala Bagian Dokumentasi Hukum, Sayhrul mengatakan draf itu akan diusulkan ke DPRD Sumsel untuk mendapat persetujan tahun depan. “Perda ini bisa jadi acuan pembangunan kawasan TAA. Saat ini tahap pembahasan awal, baru poin-poin,” ujarnya.
Direktur Utama PT.SMS, Igusti Bagus (IGB) Surya Negara mengatakan yang dibahas itu untuk tata ruang luar kawasan. ” Kalau tataruang KEK TAA seluas 2.030 hektar itu, tata ruangnya berpatokan dengan PP 51/2014,” Jelasnya.
Meliputi Pengelolaan Ekspor Contohnya industri sawit, kopra dan karet bisa masuk, lalu logistik (barang), industri, dan energi. KEK TAA juga akan menampung industri skala kecil (UMKM, red).
Sumber: sumeks.co.id (cj11/fad/ce1)
Posted by: Admin Transformasinews.com