TRANSFORMASINEWS.COM, SIJUK-BELITUNG – Pengerjaan pembangunan museum maritim Belitung di Desa Tanjung Tinggi Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung , senilai Rp. 30.906.727.000,- dengan akhir kontrak pada 31 Desember 2019 lalu rupanya belum selesai dikerjakan,dengan kondisinya yang sangat memperhatinkan .
Dengan melihat kondisi gedung mewah ini di senyalir baru di buat dan belum dipergunakan juga berpotensi tampat diambang kerusakan/kehancuran, hal tersebut menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat dan pemerintah kabupaten Belitung yang merasa memiliki idealis dalam perkembangan pembangunan di kabupaten ini.
Menurut Boni Belitung saat melakukan investigasi kelokasi tersebut awal tahun 2021 ( Kamis 7 – 1 – 2021 ) lalu sangat terkejut melihat kondisi gedung museum salah satu proyek Nasional bernilai 30 M ini seperti itu hasil kerjanya, kondisi ada beberapa titik yang mengalami kehancuran dan belum selesai pengerjaannya, ini menandakan konstruksi pembuatan gedung ini menjadi pertanyaan besar, dan kuat dugaan pekerjaaan gedung ini tidak selesai pembangunannya, jika benar dugaan kami pihak kontraktor harus di black list serta membayar denda keterlambatan, berdasarkan peraturan yang berlaku,” ujar tiem Investigasi MAKI SUMBAGSEL kepada wartawan.
Terkait terbengkalainya gedung mewah tersebut sambil menikmati hembusan angin sejuk pantai Tanjung tinggi sehingga sang gedung tersebut terlena layaknya seperti gedung Hantu karena lupa dengan fungsi dan tugasnya untuk masyarakat Belitung tak lupa pula pihak pemborong kenyang dengan menikmati duit hasil kerjanya, hanya Allah yang tahu terkait niat para pembohong dan pemborong, jika hukum dunia tidak mampu mengungkap masalah ini nanti keadilan akherat yang akan membeberkan, masih ujar Boni.
Selanjutnya “PT. Dian Citra Indonesia (PT. DCI) selaku kontraktor pelaksana yang ditunjuk Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, di duga tidak dapat menyelesaikan pembangunan museum maritim harus bertanggung jawab ,alasan apa yang menjadi kendala mereka” ujar Boni Belitong
“berdasarkan info di dapatkan untuk memacu agar pengerjaan gedung ini cepat selesai alias tetap waktu 114 hari kerja ,di lapangan di duga pihak pemborong dalam pengerjaan seharusnya di lakukan 3 shif tapi di duga hanya di lakukan 1 shif saja, itulah membuat keterlambatan pengerjaannya, pungkasnya.
Pantauan MAKI dilapangan Kamis ( 7/1/2021), gedung ini di senyalir hampir 1 tahun terdampar di kepulau Belitung, dengan tujuan tidak jelas, dengan kondisinya realisasi pembangunan museum menurut perkiraan kami diperkirakan tidak lebih dari kurang/lebih 70 persen, Diketahui proyek museum maritim Belitung dengan nomor kontrak: 3701/E2.6/LK/2019, dimulai tanggal 09 September 2019, dengan masa pengerjaan selama 114 hari.
Sementara itu, salah satu subktraktor asal Belitung mengakui pekerjaan ini banyak subkontror dari luar yang ikut, hanya saya yang dari putra belitung, yang saya sesalkan uang timbunan sampai saat ini belum di bayar, jelasnya beberapa hari lalu mengaku saat di hubungi via wa ,” kata Boni Belitong
Untuk minta tanggapan terkait pekerjaan ini kepada pemerintah setempat saat di hubungi via wa semuanya tidak membuahkan hasil, bupati dan sekda semuannya tidak ada di tempat, hanya kepada dinas pendidikan kabupaten Belitung mengatakan Musium ini hasil metting zoom terakhir dengan kemendikbud /dirjen kebudayaan tahun ini akan diselesaikan, kalau untuk urusan proyek, itu urusan mereka,’ jawab kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Belitung.
Sementara itu Deputi MAKI Sumbagsel di saat di minta tanggap terkaitan temuan ini mengatakan ,” temuan dari sisi hukumnya harus di tindakan lanjuti ke ranah hukum yang berlaku, sekarang akan kita kasih pelajaran kepada pihak pihak pemborong yang di senyalir se enaknya dewek dalam mengerjakan pekerjaan nasional di daerah daerah terpencil,” ujar Ir.Feri Kurniawan kepada wartawan Transformasinews.
“itu duit negara, bertahun tahun masyarakat belitung mengharapkan memiliki museum maritim yang serba mewah, tapi harapan tinggal harapan saja”ungkapnya
Lanjutnya,” dalam hal ini kami akan terus memantau pembangunan yang berskala nasioanal maupun daerah dipropinsi kepulau Babel terutama. kepulauan Belitung ini” tegas Deputi MAKI Sumbagsel Ir.Feri Kurniawan. (Tim/Red)