Jika Ada Indikasi, MAKI Tetap Laporkan Proyek Yang MoU Pendampingan

TRANSFORMASINEWS,COM, PALEMBANG – Wakajati Sumsel menyatakan kepada awak media, bahwa Kajati Sumsel tidak pernah menyarankan untuk memasang plang di lokasi proyek dengan judul “Pendampingan Kejaksaan”.

Wakajati pun menyatakan, sudah seringkali dirinya memberitahu dan menekankan kepada OPD, kontraktor dan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan dan pengadaan, jangan mentang-mentang didampingi jaksa dijadikan bumper, sehingga tertutup akses masyarakat untuk mengawasi pelaksanaan proyek.

Dikatakan juga oleh Wakajati, tidak semua proyek dalam pendampingan dan pengawasan pihak Kejaksaan. Kejaksaan sifatnya selektif untuk proyek pembangunan strategis dan prioritas daerah.

Deputy MAKI Sumbagsel, Ir Feri Kurniawan, menekankan meskipun didampingi pihak kejaksaan, pihaknya akan melaporkan bila terdapat dugaan penyimpangan dalam pengerjaannya di lapangan.

“Semua proyek yang diawasi dan didampingi Kejaksaan menjadi target utama MAKI Sumsel. Dan bila terjadi penyimpangan akan kita laporkan”, kata Deputy MAKI Sumsel, Ir Feri Kurniawan, dalam pernyataannya diterima Transformasinews.com, Minggu (01/11/20).

Lanjut Feri, Sudah banyak informasi miring tentang oknum kontraktor yang merasa hebat dan seolah kebal hukum terutama oknum kontraktor di Dinas Perkim Sumsel, dan oknum kontraktor di Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan darat di Sumsel.

“Seolah mendapat angin, bahwa proyek mereka bebas dari sentuhan hukum karena didampingi oleh APH. Ini sangat memalukan untuk Kejaksaan tinggi Sumsel dan Kejari di bawahnya, karena bisa jadi oknum kontraktor menganggap Kejaksaan seperti pengaman mereka,” paparnya.

Pendampingan Kejaksaan terkesan dipaksakan, karena TP4 sudah dihapuskan terkecuali untuk proyek strategis Nasional.

Sementara itu, Koordinator MAKI Palembang, Bony Balitong menimpali pendapat Deputy MAKI Sumsel. Menurutnya, jikalau benar para kontraktor jangan merasa takut.

“Kalau takut dipanggil APH tandanya proyek itu bermasalah. Dan kalau benar kenapa takut?

“Ajak ribut APH yang tidak benar dan mencari-cari kesalahan, tapi kalau salah bagaimana mau ajak argumen,” kata Boni. (B.Suwarno/Ar)