Jihad Demokrasi Memenangkan Prabowo-Hatta

TransformasiNews Indonesia. Harris Tohir, adik kandung Hatta Rajasa, mengibaratkan Pilpres ini merupakan jihad demokrasi.

“Artinya para pendukung pasangan Prabowo-Hatta berjuang dengan niat menumpas kedzoliman seperti dikatakan Rasulullah. Tapi jihad ini bukan dengan kekerasan, tapi dengan cara demokratis untuk mendapatkan pemimpin yang amanah, yang nantinya dapat menyelamatkan kita dari kedzoliman yang termanajemen,” kata Harris, yang juga Ketua Timses Formass (Forum Masyarakat Sumatera Selatan) Prabowo-Hatta, saat pertemuan dengan para penggerak Formass Prabowo-Hatta, Jumat (6/6/2014).

“Sebagai anak bangsa kita mempunyai tanggung jawab moral untuk menciptakan seorang pemimpin yang amanah, seperti di masa kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam, yang mana sistem pemerintahan demokratis sudah berjalan, yang terbukti adanya kepala pemerintahan dari sultan hingga pesirah. Artinya demokrasi bukan membawa kehancuran rakyatnya, justru membawa kemakmuran rakyatnya seperti di masa Kesultanan Palembang Darussalam,” ujarnya.

Mengapa ini terjadi? “Sebab demokrasi yang berlangsung pada masa itu demokrasi yang berangkat dari akar budaya luhur. Bukan demokrasi tanpa etika, yang tidak menghargai perbedaan maupun sisi kemanusiaan, sehingga para pemimpin yang terpilih merupakan amanah rakyat,” ujarnya.

Jadi, kata Harris, marilah berjihad untuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dengan tetap menghormati dan memegang demokrasi yang berlandaskan budaya kita, sehingga kemenangan Prabowo-Hatta menjadi kemenangan rakyat.

“Planing, organizing, actuating, dan controlling sebagai standard process dalam mengelola perjuangan bangsa dan budaya Indonesia, sehingga kewajiban ikhtiar terlalui. Selanjutnya biarkanlah tawakal bekerja dengan menjadikan  As-Sabr dan Al-Qonaah sebagai mainstream bertawakallallah,” ujarnya.[RMOL SUMSEL]

Leave a Reply

Your email address will not be published.