TRANSFORMASINEWS.COM, SEKAYU – Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengapresiasi langkah Pemkab Musi Banyuasin (Muba) melakukan inovasi dengan mengoperasikan pabrik aspal karet berbasis lateks pravulkanisasi.
Sebab, hal itu dinilai mampu sedikit mendongak nilai jual komoditi karet di tingkat petani.
“Kita apresiasi inovasi ini. Dengan pabrik pengolahan aspal campuran karet ini tentu akan menyerap produksi karet kita,” kata HD, saat menghadiri peresmian instalasi pengolahan aspal karet berbasis lateks Terpravulkanisasi di Kabupaten Muba, Senin (26/10/20).
Hadirnya pabrik pengolahan karet tersebut, disebut-sebut akan memberi keuntungan bagi para petani karet. Dimana aspal akan dicampur dengan kandungan karet alam sebesar 7 persen. Dalam satu ton campuran beraspal panas dapat dimanfaatkan kurang lebih sebanyak 4,2 kilogram karet.
“Memang hanya 7 persen, namun kita jangan melihat dari satu segmen saja. Karena ini salah satu alternatif membuka peluang bagi petani. Artinya kita menginginkan, karet untuk bahan baku aspal ini tidak bergantung pada harga internasional,” katanya.
Karena itu, Pemrov Sumsel dan Pemkab Muba akan membuat hal itu menjadi sebuah e-catalog. Dengan kata lain, harga karet tersebut tidak akan berubah. Di sisi lain, guna mendorong keberlangsungan pabrik pengolahan aspal karet tersebut. HD meminta ada sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemrov dan Pemkab atau Pemkot lainnya.
“Pabrik aspal karet di Muba ini dibangun sudah sangat besar dan baik, mari kita bersama-sama memanfaatkannya demi meningkatkan perekonomian dan kualitas pembangunan infrastruktur. Dan mudah-mudahan dengan adanya launching ini, kabupaten Muba bisa mensuplai kabupaten-kabupaten kota lain yang AMPnya berkebutuhan terhadap aspal bercampur karet,” pungkasnya.
Gubernur juga menjelaskan bahwa inovasi ini butuh edukasi kepada para petani. Dengan pola latek cair dan teknologi di berikan bimbingan, seperti di kecamatan Keluang sudah diberikan peralatan oleh Pemkab Muba yaitu centrifuge untuk menghasilkan Lateks pekat.
“Hari ini bukan lagi uji coba namun sudah diterapkan, mudah-mudahan Ini menjadi salah satu alternatif yang membuka peluang yang selama ini karet itu untuk komoditas tertentu. Tapi sekarang kita berharap tidak lagi tergantung dengan harga internasional untuk Segmen ini. Jadi untuk karet yang kita buat sebagai aspal yang ada di Muba ini tidak membuat harga karet bergantung di harga internasional,” terangnya. (B.Suwarno/A.r)