Defisit APBN 2020 Capai Rp764,9 Triliun

TRANSFORMASINEWS.COM, JAKARTA

Kementerian Keuangan (Kemenkeu), mencatat sepanjang periode Januari-Oktober 2020, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 mencapai Rp764,9 triliun. Defisit ini setara dengan 4,67% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Data Kemenkeu menunjukkan defisit tersebut sudah mencapai 73,6% dari outlook akhir tahun sebesar Rp1.039,2 triliun atau setara dengan target defisit akhir 2020 yakni 6,34% terhadap PDB.

Dari sisi pendapatan negara, realisasi di sepanjang Januari- Oktober 2020 sebesar Rp1.276 triliun, setara dengan 75,1% dari target APBN-Perpres 72/2020 yang capai Rp1.699,9 triliun.

Realisasi ini juga mencatatkan pertumbuhan negatif 15,4% apabila dibandingkan dengan realisasi di Januari-Oktober 2019 yang sebesar Rp1.508,5 triliun.

Kondisi penerimaan negara dalam sepuluh bulan ini perlu diwaspadai. Sebab, persentase pelemahannya sudah di atas target penerimaan negara akhir tahun yang diprediksi hanya minus 10% secara year on year (yoy).

Hal tersebut, utamanya dipengaruhi oleh realisasi penerimaan perpajakan yang loyo. Catatan Kemenkeu, penerimaan perpajakan di sepanjang Januari-September 2020 hanya Rp 991 triliun, setara dengan 70,6% dari target APBN-Perpres 72/2020 sebesar Rp1.404,5 triliun.

Untuk belanja negara, realisasinya pun baru Rp1.534,7 triliun, setara dengan 56% dari target APBN-Perpres 72/2020 yang sebesar Rp2.739,2 triliun.

Belanja negara mencatatkan realisasi sebesar Rp2.041,81 triliun atau tumbuh 13,6% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp1.797,7 triliun.

Adapun dari sisi pembiayaan, realisasi sampai dengan akhir Oktober 2020 sebesar Rp928,4 triliun atau 89,3% dari APBN-Perpres 72/2020 sebesar Rp1.039,2 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi defisit anggaran sampai dengan bulan lalu seiring dengan besarnya belanja yang dibutuhkan pemerintah untuk penanggulangan pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19).

“Dalam konteks ini Indonesia melakukan fiskal supplay support untuk ekonomi yang kontraksi. Cukup yang relative lebih rendah, tidak seperti negara lain yang (defisit) belasan dan bahkan puluhan persen,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi APBN Laporan Periode Realisasi Oktober beberapa hari yang lalu.

About Admin Transformasinews

"Orang yang mengerti itu mudah untuk memaafkan"

View all posts by Admin Transformasinews →